Jadwal magang telah datang, dan magang untuk angkatan sekarang ini dari SEAMOLEC terbagi menjadi beberapa tempat. Diantaranya adalah program magang sekolah di Malang, sekolah Bandung, POLDA seluruh propinsi, PERTAMINA, Kalimantan Utara dan SEAMOLEC. Seluruh mahasiswa di bagi diantara tempat magang tersebut berdasarkan tempat tinggal ataupun peminatan. Ketika itu saya dan beberapa teman yang lain di tempatkan magang untuk di sekolah Bandung.
Program magang di sekolah ini bermaksud untuk memberikan pembelajaran mengenai Simulasi Digital dan Android. Khusus untuk Android, semua sekolah yang diberikan pembelajaran harus mencalonkan perwakilan untuk perlombaan Walikota Cup yang diselenggarakan oleh Walikota Bandung. Sama seperti program sekolahan Malang pun harus memberikan perwakilan untuk mengikuti perlombaan Walikota Cup tersebut.
Tetapi sayang sekali pengurusan birokrasi di Dinas Pendidikannya sangat lambat dalam menjalankan program ini, entah apa yang mengganjal. Sehingga program mengajar di sekolah Bandung ini mengalami keterlambatan. Tidak seperti rivalnya yaitu program magang di sekolah Malang yang langsung merespon kegiatan ini.
Lalu SEAMOLEC mengadakan workshop dengan mengundang seluruh sekolah di kota maupun kabupaten Bandung. Acara ini disambut positif sehingga banyak yang berdatangan baik siswa siswi maupun perwakilan guru dari sekolah. Kami yang magang di bandung pun ikut mengikuti workshop tersebut. Hasil dari workshop tersebut menghasilkan pembukaan pendaftaran mengenai Program Bridging kerjasama dengan ITB yang tidak ada batasan umur. Pada program Bridging tersebut mempunyai 3 (tiga) jurusan peminatan yaitu TKJ, Animasi, dan Fasion.
Program Bridging ini memiliki sistem pembelajaran jarak jauh sehingga peserta tidak harus belajar di satu tempat khusus, tetapi kegiatan belajar mengajar dilakukan di kelas maya yang disediakan oleh pengajar. Agar kegiatan tersebut berjalan dengan lancar maka peserta harus dibekali beberapa pembelajaran mengenai Simulasi Digital. Kegiatan pembekalan tersebut ditugaskan kepada kami yang magang di Bandung.
Pembekalan program Bridging ini dilakukan selama 2 minggu dengan personil pengajar sebanyak 30 orang. Karena terlalu banyak jika dilakukan dengan cara bersama, sehingga kami dibagi menjadi 3 tim yang terdiri dari 10 orang. Tentu kami digabung antara jurusan TKJMD dan TIKes, tetapi di tim saya hanya ada 1 orang dari TIKES yaitu saya sendiri dan sekaligus ditunjuk sebagai penanggung jawab tim. Tiap tim mempunyai jadwal mengajarnya masing-masing yang telah di tentukan. Berikut link jadwal kegitan pembekalan program Bridging selama 2 minggu https://drive.google.com/file/d/0B8YtmOApXcxiUHdTSmdiZDdtV1E/edit?usp=sharing dan berikut ini merupakan nama-nama di tiap tim yang sudah di tentukan https://drive.google.com/file/d/0B8YtmOApXcxiWTNfUEpnNEpEVnc/edit?usp=sharing
Tim kami mengawali pertemuan dengan peserta pembekalan program Bridging pada jam 08.00 di kelas Desain Komunikasi Visual (DKV) di gedung Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD). Untuk pertemuan pertama kami mengajarkan mengenai kelas maya dan Buku Digital. Kelas maya yang kami gunakan adalah dari Edmodo dan Buku Digitat menggunakan Sigil. Yang menjadi pengajar untuk materi itu adalah saya sendiri dan ditemani oleh mas Taupik Nurhidayat, teman-teman yang lainnya menjadi pendamping peserta apabila peserta mengalami kesulitan.
Ternyata tidak mudah menjadi seorang pengajar ketika apa yang kita sampaikan tidak sama dengan pemahaman yang didapatkan oleh peserta. Karena peserta tidak seluruhnya berstatus siswa, adapun peserta mahasiswa dan juga ibu rumah tangga. Kesulitan lain yang sangat tidak mendukung adalah mengenai koneksi internet. Di dalam kelas banyak modem yang tidak bisa konek akibat tidak ada sinyal. Jadi ada beberapa modem yang harus koneksinya dibagikan ke laptop yang lain. Sehingga ketika pembekalan kelas maya sedikit bermasalah dan lambat.
Pembekalan pertama adalah peserta harus membuat akun edmodo sebagai student dan setelah itu masuk ke kelas maya yang telah disediakan dengan nama Program Bridging (SEAMOLEC ITB).
Akibat dari tidak adanya koneksi, ada beberapa peserta yang tidak bisa login atau membuat akun sama sekali sehingga tidak semua peserta bisa masuk ke kelas maya tersebut. Tetapi kode kelas maya dibuka sampai beberapa waktu agar yang belum dapat masuk ke kelas maya tersebut bisa menyusul. Kegiatan selanjutnya adalah melakukan posting dan reply. Postingan yang kami berikan adalah untuk memperkenalkan diri dan peserta reply postingan tersebut.
Selanjutnya tentang pertanyaan peminatan menggunakan Poll
Yang ini tentang pertanyaan mutiple choice, tetapi hanya diberika 1 pertanyaan saja dengan waktu 2 menit. Itu dimaksudkan agar peserta bisa mengenal saja mengenai cara menjawab dan score yang langsung muncul.
Pembekalan kelas maya ini diberikan selama 2 jam, setelah itu lanjut ke Buku Digital. Setiap peserta dibekali modul sehingga peserta dapat mempelajari kembali dilain waktu. Pembelajaran mengenai Buku Digital, peserta diharuskan untuk menginstal terlebih dahulu program Sigil. Peserta diajarkan bagaimana menggunakan sigil baik teks, tabel, gambar, maupun video dan merubah tipe word agar bisa di buka di sigil. Setelah itu peserta ditugaskan untuk membuat tugas buku digital seperti pada gambar ini.
Disini masih ada yang memasukan tugas tanpa melakukan Turn-in. Digambar juga terlihat hanya ada beberapa yang melakukan Turn-in pada tugas tersebut.
Pada jadwal pertemuan kami selanjutnya adalah mengenai Simulasi Visual (3D Visualization) menggunakan program Blender. Pengajar untuk pembekalan blender ini oleh kang Andri Setia Permana dan mas Taupik Nurhidayat yang mempunyai pengalaman lebih pada materi ini, teman-teman yang lainnya sebagai pendamping peserta jika ada yang mengalami kesulitan. Pembekalan mengenai materi Blender ini sangat lambat. Masalah yang didapat ada dari peserta yang tidak membawa mouse, laptop yang tidak memenuhi requirement program Blender, dsb. Sehingga pertemuan mengenai Blender ini dilakukan berkali-kali sesuai dengan jadwal tim pengajar tersebut. Ini beberapa foto saat kegiatan pembekalan Program Bridging.
Setelah jadwal pembekalan selesai, surat keputusan untuk kami magang disekolah sudah keluar. Sekolah tempat kami magang harus mencari sendiri. Tetapi jurusan saya TIKes memiliki jadwal tersendiri yaitu diharuskan untuk magang di Instansi Kesehatan seperti Rumah Sakit, sehingga jadwal mengajar di sekolah tidak dilakukan.